Minggu, 10 Oktober 2010

BIAYA PENDIDIKAN JADI MASALAH


"libur telah tiba.. libur telah tiba..hore..hore.. "

sekelumit syair yang pernah populer di nyanyikan oleh Tasya-penyanyi cilik.
ya..libur telah tiba bagi anak-anak sekolah. hari-hari yang menyenangkan bagi mereka namun juga merupakan hari yang melelahkan bagi orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di jenjang yang lebih tinggi lagi. melelahkan dari segi tenaga serta uang tentunya.

suatu kebanggaan bagi orang tua yang mempunyai anak sholeh dan pintar. segala apapun akan dilakukan demi-supaya sang anak bisa menjadi lebih baik dari dirinya. tak terkecuali menyekolahkannya.
siapa sih orang tua yang tidak menginginkan anaknya bisa belajar di sekolah yang bagus (baca : pengajar yang ahli dalam bidangnya, lingkungan sekolah yang baik, sarana dan pra sarana yang memadai dan lainnya).

saya pikir pasti setiap orang tua akan mengatakan "ya!". bicara tentang peraturan pemerintah (maaf saya lupa pasalnya) bahwa sekarang di wajibkan pendidikan minimal adalah 9 tahun. jadi paling tidak, sekarang belajar harus sampai lulus SMP.

namun untuk bisa mencapai bisa mencapai wajib belajar 9 tahun menurut saya sulit sekali. kenapa saya bisa berbicara begitu?

sekarang ini untuk bisa masuk SMP saja paling tidak harus mengeluarkan biaya yang sedemikian besarnya, sedang itu belum termasuk juga buku termasuk tetek bengek lainnya.

"lho bukannya ada BOS? dengan adanya program pemerintah itu kan kita bisa gratis atau paling tidak bisa ringan biaya sekolahnya?"

BOS (Badan Operasional Sekolah) memang ditujukan untuk sekolah. entah itu sekolah negeri atau swasta. tapi, dengan adanya BOS juga bukan berarti pihak sekolah meng-gratis-kan sekolah. untuk buku-buku saja, masih perlu subsidi juga. belum lagi termasuk koreksi ulangan, les dan lain sebagainya.
(duh..kadang saya paling jengkel, kalo ada wali murid mengatakan kalau ada BOS kenapa sekolah masih mahal)

terlepas dari masalah BOS, beberapa sekolah (negeri dan swasta) di daerah tempat saya, jika, peminatnya banyak, mereka "akan jual mahal". biaya masuk yang jelas-jelas untuk sekolah negeri sama, malah akan semakin melambung tinggi nilai jualnya berdasarkan peminat yang meningkat. what's wrong??

bahkan beberapa teman dari adik saya terpaksa harus mengundurkan diri, bahkan ada yang terpaksa tidak meneruskan sekolah karena biaya yang sedemikian besar. tak terkecuali adik saya. saat menerima pengumuman bahwa dirinya masuk dalam sekolah favorit akhirnya harus gigit jari dan terpaksa mengundurkan diri. apa pasal?

biaya masuk untuk sekolah smp (maaf tidak saya sebutkan nama sekolahnya) adalah Rp. 5 juta. belum lagi untuk SPP nya yang bisa mencapai Rp. 250 ribu. woow.. angka yang lumayan fantastis untuk daerah kabupaten yang terpencil.

bagaimana bisa meneruskan wajib 9 tahun kalau harga masuk bisa di patok bandrol segitu?

----------


generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan perjuangan kita nantinya. sudah seyogyanya masalah pendidikan merupakan salah satu hal yang menjadi penting untuk diperhatikan. mungkin saat pemilu besok, mudah-mudahan para calon-calon pemimpin bisa lebih memperhatikan. sangat sayang sekali, gaji pejabat sedemikian hebatnya. namun untuk anggaran prndidikan hanya sedemikian minimnya. untuk para guru yang lulus sertifikasi, selamat. semoga dengan titel yang baru, beliau-beliau menjadi semakin profesional dalam pekerjaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar